Jumat, 24 Januari 2014

Tips Futsal Untuk Pemain Yang Kurang Lincah



Tidak semua pemain futsal dipersenjatai dengan kecepatan dan kelincahan. Sebagian dari mereka memiliki postur tubuh yang tidak memungkinkan hal tersebut. Namun itu bukanlah akhir. 

Banyak pesepakbola profesional yang tidak selincah Lionel Messi, atau setidaknya melambat karena faktor usia namun hal itu tak menghalangi mereka sehingga masih bisa berkontribusi bagi tim. 

Ambil contoh Zinedine Zidane. Di usia sekitar 35 tahun, ia berhasil mengantarkan Prancis ke final Piala Dunia 2006. Berperan sebagai penyerang lubang, pengatur serangan, sang fantasista. Bahkan putaran 360 derajat atau yang dikenal sebagai Roulette sempat diperagakan melawan tim kuat!

Ada lagi cerita Filippo Inzaghi. Mantan pemain AC Milan yang berprestasi di penghujung karirnya. Nyaris tak pernah terlihat berlari atau dribbling, Inzaghi sering membuat penggemar sepakbola, penonton, sampai pelatih sekalipun terheran-heran. Nyaris "tak punya teknik" (tanda kutip) tapi muncul sebagai pahlawan di final Liga Champions 2006/2007 melawan Liverpool dengan mencetak 2 gol! 

Apa dia selincah Messi? Tidak. Seatletis Edinson Cavani atau Zlatan Ibrahimovic? Sama sekali tidak. Namun hal itu tak menghalanginya mencetak dua gol di final! Yang membuat geregetan lagi, Inzaghi ini rajanya penjebol offside. Seolah jebakan gak pernah mempan. Seringpula ia mendapat 'gol gratisan' karena berada di posisi yang tepat dalam menyodok bola muntahan alias rebound. Di sinilah positioning dan timing mampu menandingi kelincahan.

Lain pula Paolo Maldini, perwakilan AC Milan versi yang pernah jaya di Eropa mengandalkan pemain tua polesan fasilitas Milanello. Bek veteran AC Milan yang berumur 40-an saat pensiun punya alasan tersendiri mengapa ia tak segera pensiun atau dipensiunkan. Saat Barcelona sua AC Milan semasa ia masih bermain, Lionel Messi tak sekalipun terlihat berhasil melalui Paolo Maldini. Setidaknya dalam pengamatan kami sebagai Barcelonismo. Lagi-lagi positioning dan timing menjadi faktor pembeda. 
Maka dari itu jangan lantas putus asa bila tak memiliki kecepatan dan kelincahan. Kembangkan kemampuan agar bisa berkontribusi bagi tim. Berikut ini tips merubah kelemahan menjadi kekuatan. Simak.

1.   Manfaatkan kecepatan dan kelincahan rekan
Berikan umpan terobosan (umpan area, bukan yang langsung ke kaki). Dengan begitu kurang lincahnya kita tertutupi oleh kemampuan sang rekan plus umpan terobosan yang kita mainkan. Itulah artinya bermain tim, saling mengandalkan kelebihan dan menutupi kekurangan satu sama lain.

2.   Asah kemampuan melakukan umpan satu sentuhan.
Dengan kata lain, tiki taka. Pada bentuk terbaiknya, tiki taka tak hanya ampuh membuat bingung lawan, tapi juga mematikan manfaat keunggulan fisik mereka. Dengan kemampuan umpan satu sentuhan, meski tidak lincah kita bisa turut berperan dalam bermain tempo cepat (bonus: tanpa kita perlu lari dribbling)

3.   Adaptasi gaya permainan playmaker ala Xavi Hernandez
Jadilah penentu ritme. Begitu terima bola, langsung umpan bolanya. Terima bola lagi, umpan lagi bolanya. Tidak semua anggota tim harus menjadi Messi, mesti ada yang berperan sebagaimana Xavi. I get the ball. I pass the ball. I get the ball. I pass the ball.

4.   Perkuat power saat shooting dan passing
Tutupi kurang lincahnya kita dengan menambah power, hal yang menjadi bakat alami pemain tak lincah. Baik saat melakukan shooting, karena dengan power kita bisa melakukannya dari jarak jauh tanpa perlu capek-capek menggiringnya ke dekat gawang. Juga saat passing, sehingga kita tak perlu dribble mendekati kawan. Cukup eksekusi passing dari jauh dengan kuat dan cepat!

5.   Jadikan positioning dan timing sebagai teknik andalan
Terakhir kali AC Milan menjuarai Liga Champions melawan Liverpool, man of the matchyang mencetak 2 gol adalah Filipho Inzaghi. Pemain uzur yang sama sekali tidak lincah. Apa rahasianya? Positioning. Menjadikan terbebas dari offside dan seringkali dapat gol ‘gratisan’, yakni tinggal menyambar bola pantulan alias rebound. Kemudian ada Paolo Maldini. Saat Barcelona bertemu Milan dengan Maldini sebagai bek, Messi tak pernah terlihat berhasil melewatinya. Positioning dan timing yang super adalah kuncinya. (sumber) | Photo Credit: Savage Steel via Compfight cc


0 komentar:

Posting Komentar