Tidak semua pemain futsal dipersenjatai dengan kecepatan dan
kelincahan. Sebagian dari mereka memiliki postur tubuh yang tidak memungkinkan
hal tersebut. Namun itu bukanlah akhir.
Banyak pesepakbola profesional yang tidak selincah Lionel
Messi, atau setidaknya melambat karena faktor usia namun hal itu tak
menghalangi mereka sehingga masih bisa berkontribusi bagi tim.
Ambil contoh Zinedine Zidane. Di usia sekitar 35 tahun, ia
berhasil mengantarkan Prancis ke final Piala Dunia 2006. Berperan sebagai penyerang
lubang, pengatur serangan, sang fantasista. Bahkan putaran 360 derajat atau yang
dikenal sebagai Roulette sempat diperagakan melawan tim kuat!
Ada lagi cerita Filippo Inzaghi. Mantan pemain AC Milan yang
berprestasi di penghujung karirnya. Nyaris tak pernah terlihat berlari atau dribbling, Inzaghi sering membuat penggemar
sepakbola, penonton, sampai pelatih sekalipun terheran-heran. Nyaris "tak
punya teknik" (tanda kutip) tapi muncul sebagai pahlawan di final Liga
Champions 2006/2007 melawan Liverpool dengan mencetak 2 gol!
Apa dia selincah Messi? Tidak. Seatletis Edinson Cavani atau
Zlatan Ibrahimovic? Sama sekali tidak. Namun hal itu tak menghalanginya
mencetak dua gol di final! Yang membuat geregetan lagi, Inzaghi ini rajanya
penjebol offside. Seolah jebakan gak pernah mempan. Seringpula ia
mendapat 'gol gratisan' karena berada di posisi yang tepat dalam menyodok bola
muntahan alias rebound. Di sinilah positioning dan timing mampu menandingi kelincahan.
Lain pula Paolo Maldini, perwakilan AC Milan versi yang
pernah jaya di Eropa mengandalkan pemain tua polesan fasilitas Milanello. Bek
veteran AC Milan yang berumur 40-an saat pensiun punya alasan tersendiri
mengapa ia tak segera pensiun atau dipensiunkan. Saat Barcelona sua AC Milan
semasa ia masih bermain, Lionel Messi tak sekalipun terlihat berhasil melalui
Paolo Maldini. Setidaknya dalam pengamatan kami sebagai
Barcelonismo. Lagi-lagi
positioning
dan
timing
menjadi faktor
pembeda.
Maka dari itu jangan lantas putus asa bila tak memiliki
kecepatan dan kelincahan. Kembangkan kemampuan agar bisa berkontribusi bagi
tim. Berikut ini tips merubah kelemahan menjadi kekuatan. Simak.
1.
Manfaatkan kecepatan dan kelincahan rekan
Berikan
umpan terobosan (umpan area, bukan yang langsung ke kaki). Dengan begitu kurang
lincahnya kita tertutupi oleh kemampuan sang rekan plus umpan terobosan yang kita mainkan.
Itulah artinya bermain tim, saling mengandalkan kelebihan dan menutupi
kekurangan satu sama lain.
2. Asah kemampuan melakukan umpan satu
sentuhan.
Dengan kata lain, tiki taka. Pada bentuk terbaiknya, tiki taka tak hanya ampuh membuat bingung
lawan, tapi juga mematikan manfaat keunggulan fisik mereka. Dengan kemampuan
umpan satu sentuhan, meski tidak lincah kita bisa turut berperan dalam bermain
tempo cepat (bonus: tanpa kita perlu lari dribbling)
3. Adaptasi gaya permainan playmaker ala Xavi Hernandez
Jadilah penentu ritme. Begitu terima bola, langsung umpan
bolanya. Terima bola lagi, umpan lagi bolanya. Tidak semua anggota tim harus
menjadi Messi, mesti ada yang berperan sebagaimana Xavi. I get the ball. I pass the ball. I
get the ball. I pass the ball.
4. Perkuat power saat shooting dan passing
Tutupi kurang lincahnya kita dengan menambah power, hal yang menjadi bakat alami pemain
tak lincah. Baik saat melakukan shooting, karena dengan power kita bisa melakukannya dari jarak
jauh tanpa perlu capek-capek menggiringnya ke dekat gawang. Juga
saat passing, sehingga kita tak perlu dribble mendekati kawan. Cukup eksekusi passing
dari jauh
dengan kuat dan cepat!
5. Jadikan positioning dan timing sebagai teknik andalan
Terakhir kali AC Milan menjuarai Liga Champions melawan
Liverpool, man of the matchyang mencetak 2 gol adalah Filipho Inzaghi. Pemain uzur yang
sama sekali tidak lincah. Apa rahasianya? Positioning. Menjadikan terbebas dari offside dan seringkali dapat gol ‘gratisan’,
yakni tinggal menyambar bola pantulan alias rebound. Kemudian ada Paolo Maldini. Saat
Barcelona bertemu Milan dengan Maldini sebagai bek, Messi tak pernah terlihat
berhasil melewatinya. Positioning dan timing yang super adalah kuncinya. (sumber)
| Photo
Credit: Savage Steel via Compfight cc
0 komentar:
Posting Komentar