Rabu, 01 Januari 2014

Rat Syndrome: Belajar Futsal Dari Tikus



Ingatkah Anda saat pertama kali melakukan sesuatu? Pertama bermain futsal? Saya bantu: BINGUNG. Bingung karena sulit diprediksi, banyak situasi tak dikenal, serta perasaan campur aduk yang mengganggu. Tenang, Anda tidak sendirian.

Ada sebuah artikel menarik yang ditemukan pada blog HabitForge.com. Di sana ada bahasan mengenai penelitian aktivitas otak pada dua ekor tikus percobaan. Kedua tikus tersebut diujicobakan pada sebuah labirin, bedanya, tikus yang satu lebih berpengalaman daripada yang lainnya. Saat tikus yang belum melalui labirin diletakkan ke dalamnya, indikator menunjukkan tingginya aktivitas otak sang tikus malang ini. Sementara tikus kedua yang sudah berkali-kali dimasukkan ke dalam labirin justru menunjukkan aktivitas otak yang rendah. Pertanda apakah? Aparendahnya aktivitas otak artinya tikus yang berpengalaman lebih bodoh? Bukan, bukan itu kesimpulannya. Justru ini menunjukkan satu hal: tikus kedua yang telah terbiasa masuk ke dalam labirin tak lagi mengalami aktivitas otak berlebihan, seolah masuk mode auto pilot yang otomatis. Berbeda dengan tikus pertama yang baru pertama kali, ia terstimulasi oleh banyak hal yang memicu tingginya aktivitas otak. Apa maksudnya? Dan apa gunanya ini untuk Anda?
Anda akan mengetahuinya?
Nah, sekarang apa saja yang memicu reaksi otak Anda yang sedemikian saat pertama bermain futsal? Pada kebanyakan kasus, terjadi juga di pertandingan lainnya? Saat terjadinya aktivitas otakyang intens, persis tikus pertama. Namun seperti tikus kedua, seiring jam terbang kebanyakan dari perasaan bingung itu perlahan berkurang. Anda jadi lebih tenang saat di lapangan, dan lebih bisa mengembangkan permainan. 
Kalau Anda masih sering bingung dan linglung saat di lapangan bisa jadi karena banyak hal yang belum berjalan auto pilot pada kemampuan futsal Anda. Tapi hal itu masih dapat dipelajari dan diperbaiki. Dimulai dengan kontrol emosi. 
Ya, kontrol emosi Anda agar tidak terlalu memusingkan banyak hal saat bermain futsal. Jangan gugup. Kalau gugup tak usah dihayati, hadapi saja dengan sikap sigap di lapangan. Jika Anda menuruti rasa gugup dengan membayangkan skenario kecemasan Anda, kemampuan berpikir untuk menjalankan taktik dan strategi permainan tak akan berjalan. Di samping itu Anda masih harus mengoordinasikan gerak tubuh dengan bola, posisi kawan, juga posisi lawan. Jadi sisihkan dulu perasaan cemas Anda, karena pekerjaan otak Anda tengah menumpuk. Yap, permainan futsal bukan cuma soal skill dan fisik, ia juga pekerjaan otak. Saat emosi dan tubuh Anda telah terkontrol, langkah selanjutnya tinggal menganalisa situasi pertandingan. Mencari peluang yang kosong, kawan yang tidak dikawal, ruang untuk dribbling, dan ruang untuk shooting, kesemuanya akan muncul dengan sendirinya kalau sejak awal kontrol diri Anda sudah benar. Kalau sudah begitu Anda tinggal mengatur stamina agar mentalitas bermain Anda seperti tersebut di atas dapat berlangsung konsisten, dan dapat melakukan eksekusi sesuai energi yang dibutuhkan.
Sekarang pertanyaannya, apa tikus punya kontrol emosi? Tidak, tapi ia mengandalkan naluri. Dan nalurinya dapat terarah dengan berkali-kali pengulangan kebiasaan. Hal yang sama berlaku untuk Anda. Yang Anda perlukan adalah pengulangan kebiasaan hingga kemampuan futsal Anda berjalan secara otomatis. Kalau dihitung-hitung, kesemuanya itu jelas membuat bingung untuk dijalankan sekaligus. Sekali lagi, mulai dulu dengan kontrol emosi saat memulai bermain, dan sisanya bila Anda konsisten, akan berlangsung seperti AutoPilot.

0 komentar:

Posting Komentar