Futsal bukan cuma permainan
kaki. Ia butuh strategi sama seperti catur dalam porsinya sendiri. Butuh
pemikiran taktis seorang pelatih, dan pengamatan cermat seorang pemain.
Khususnya bagi pemain, atribut ini hanya milik mereka yang peduli untuk membuat
perbedaan. Tipe pemain dengan fungsi berpikir pelatih, mereka inilah yang
biasanya menonjol jika tak sebagai kapten, playmaker, kreator, bisa juga
sebagai inspirator permainan. Lihat deretan profil itu, golongan elit para
pembuat perbedaan.
Profil inilah yang bila
disatukan ada pada diri Josep ‘Pep’ Guardiola, sebagai pelatih dan bahkan di
masa masih seorang pemain. Di bawah asuhan Johan Cruijff, Pep merupakan pemain
yang terus berpikir sampai di saat pertandingan berjalan. Apa yang disebut Charles
Rexach, 'terlalu menghayati' pertandingan. Pep sangat memperhatikan detail dan
banyak memberi instruksi kepada rekan-rekannya. Ia aktif mengomunikasikan
strategi Cruijff dan menerjemahkannya sesuai situasi pertandingan yang
berlangsung. Pep pernah mengubah strategi permainan tanpa instruksi dari
pelatih, menukar posisi rekan-rekannya untuk mengatasi deadlock. Keputusan
strategis yang menjadi bukti meyakinkan kejeniusan seorang pemain yang ingin
jadi pelatih sejak usia 25 tahun ini. Tentu keputusan ini dilambil dengan
pertimbangan matang, dimana itu terjadi di situasi tertentu saja. Sementara di
kebanyakan pertandingan, Pep adalah murid setia dari filosofi total football
ala Johan Cruijff.
Sisanya adalah cerita yang telah
kita ketahui akhirnya: seorang pemain yang asli Katalan, kapten dan anggota The
Dream Team, serta seorang pelatih debutan dengan Treble Winner. Pep Guardiola.
Dari kisah Pep, kita bisa tahu bahwa seorang jenius permainan memang benar
jenius adanya.
Nah, sekarang apa yang harus
saya lakukan? Belajar fisika kuantum dan jadi Einstein? Hanya untuk bermain
futsal? Tenang, tak perlu sebegitunya.
Pelajaran yang bisa diambil
adalah pemain jenius tak pernah meremehkan strategi permainan. Pemain jenius
tak ceroboh bergerak untuk pamer skill. Ia banyak berpikir untuk kepentingan
tim. Ia mencari solusi menghadapi deadlock. Ia menjalankan instruksi pelatih
dan mencegah diri sendiri dari mengacaukannya. Jika langkah minimal ini
dilakukan, tidak mengacaukan instruksi pelatih dimulai dari diri sendiri, ia
telah melakukan hal yang menyelamatkan timnya. Pemain yang melakukan semua itu
adalah pemain yang secara sadar memanfaatkan kecerdasannya, bukannya mengikuti
emosi semata. Bila Anda mulai menerapkan ini ke dalam permainan futsal Anda,
bukan tak mungkin Anda akan merasakan sendiri momen-momen kejeniusan itu.
0 komentar:
Posting Komentar