Minggu, 27 Oktober 2013

Sejarah Futsal di Indonesia

              Sejarah perkembangan futsal Indonesia jika dibandingkan Negara Amerika Latin, Eropa dan Asia termasuk sangat terlambat, bahkan jika di bandingkan dengan Negara tetangga Malaysia atau Thailand. Meski anak negeri (Alm) Wandy Batangtaris telah duduk di Komite Futsal FIFA sejak 1997, namun futsal baru berkembang tahun 2005. Hal ini ditengarai ketidakmampuan melihat peluang para pengurus PSSI dan pengusaha. Berikut ini nama-nama pelopor dan pengembang futsal di Indonesia:

(ALM) Wandy Batangtaris 

(25 Maret 1942 – 15 Juni 2010)

Beliau ialah Anggota Komite Futsal FIFA dan Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri PSSI Era Bapak Azwar Anas sekaligus Anggota Komite Keuangan AFC (tahun 1997 – 2001), beliau menerima tawaran untuk duduk di Komite Futsal FIFA karena yakin Futsal memiliki potensi dan prospek yang baik. Beliau adalah satu dari tiga wakil Negara Asia di Komite Futsal FIFA yaitu Junji Ogura (Jepang) dan Richard King Lai (Guam). Jasanya paling menonjol terhadap futsal adalah upaya mendorong PSSI agar mengembangkan futsal, diantaranya pengadaan bola futsal dan bahan lapangan futsal – yang pada saat itu tentu bukanlah perkara mudah – serta memperkenalkan aturan main (rule of the game) dan pedoman bermain futsal kepada pihak-pihak terkait di Indonersia.

(ALM) Ronny Pattinasarani
Beliaulah yang disebut pelopor futsal di Indonesia, karena beliau pelatih dan tokoh lapangan, berbeda dengan Alm. Wandy Batangtaris yang berada di wilayah kepengurusan dan organisasi. Setelah mendapatkan perintah dari PSSI mengikuti Coacing Clinic Futsal di Malaysia tahun 2000, beliau menyebarluaskan futsal ke berbagai kalangan, termasuk SSB dan pemain Timnas sepakbola.
Kenangan teruniknya adalah ketika membawa bola merk luar negeri, karena penasaran dia membawa ke tukang pembuat bola dan membelahnya. Karena bola futsal bersifat khusus dan tidak boleh terlalu membal, benar saja bola itu ada lapisan peredam pantul. Sejak itu kami mengimpor bahan tersebut agar kita bisa memproduksi bola futsal sendiri. Dengan posisi sebagai Coach Nasional maka futsal cepat ditularkan kepada para pemain sepakbola, salah satunya Fachri Husaini. Oh ya, dalam perjuangannya beliau juga dibantu oleh teman sejawatnya tiga serangkai yaitu Cepi S. Husada,Abi Hasantoso dan Budiarto Shambazy
                                                                   Justinus Lhaksana


Beliau adalah pelatih Timnas Futsal Indonesia (2004 – 2005), pernah tinggal di Belanda selama 15 tahun dan pemegang sertifikat kepelatihan futsal KNVB (asosiasi sepakbola Belanda) dan berhak melatih level Divisi Utama di Belanda. Meski sempat diragukan kemampuannya dalam melatih Timnas, namun kala itu timnas Indonesia berhasil mengalahkan Malaysia yang saat itu sulit dikalahkan. Pada masanya peringkat Futsal Indonesia bercokol di urutan 29 Dunia (tahun 2012 berada di peringkat 47).
Tentu saja banyak tokoh lain yang ikut membantu perkembangan futsal di Tanah air dari sisi organisasi misalnya ada nama-nama:  Ronny Pangemanan (ketua Departemen Futsal PSSI 2004), Trimedya Panjaitan dan Gusti Randa(Ketum dan Waketum POFI – Persatuan Olahraga Futsal Indonesia, 2003), meski organisasi ini menginduk kepada AMF bukan FIFA, namun jasanya patut dicatat. Ada juga Abi Hasantoso, Anggota Tim Pengembangan Futsal. Sementara dari kalangan wasit tercatat nama-nama; Puji Suprayitno, Anang Suryana dan Puja Negara.
Dari sisi Event Organizer ada nama Andi Zamzami (Difamata) dengan even Inspiro Futsal Championship 2003 danDSFL (Djarum Super Futsal League) 2004, sementara ajang resmi PSSI diberi nama Biangbola (2004), pesertanya dari berbagai perusahaan dan juaranya adalah TVRI. Sementara tak ketinggalan para tokoh wanita pengembang futsal, diantaranya; Maya Virca (Biangbola Sport Management) dan Vivin C. Sungkono (Direktur Teknik Timnas Futsal Wanita dan pemilik V-sport).
Dari kalangan Event Organizer ada nama Andi Zamzami (Difamata) dengan even Inspiro Futsal Championship 2003dan DSFL (Djarum Super Futsal League) 2004, PEFI (Piala Emas Futsal Indonesia) dan LIFUMA (Liga Futsal Mahasiswa),dan disisi lain ajang resmi PSSI diberi nama Biangbola (2004), pesertanya dari berbagai perusahaan dan juaranya adalah TVRI. Sementara tak ketinggalan para tokoh wanita pengembang futsal, diantaranya; Maya Virca (Biangbola Sport Management) dan Vivin C. Sungkono, Direktur Teknik Timnas Futsal Wanita dan pemilik V-sport, pelopor LIFUMI (Liga Futsal Mahasiswi) serta penggerak  LFWI (Liga Futsal Wanita Indonesia).
Catatan Khusus diberikan kepada kalangan selebritis yang berjuang mengibarkan bendera Futsal Indonesia, diantaranya (Alm) Adjie Massaid (AMFC), (Alm) Ricky Jo (Ricky Johannes) presenter sepakbola, olahraga dan futsal, Tio Nugroho (BFN) dan Darius Sinatrya (Kit Futsalismo).
Demikianlah beberapa tokoh pengembang futsal di Indonesia, tanpa mengurangi rasa hormat dengan tokoh lain yang tak tertulis disini, penulis menanggap beliau-beliau adalah Generasi Pertama Pelopor Futsal Indonesia (rentang waktu tahun 1998 sampai 2010) meski tentu saja hingga tahun ini (2013) yang masih hidup tetap terus bekerja dan berkarya demi Kemajuan Futsal Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar